TASYAKURAN LIL IKHTITAM DAN PERESMIAN MUSHOLA JAMI'ATUL MUSLIMIN DUSUN MAGERSARI, PAKIS V, PAKIS MAGELANG
Tasyakuran Lil ikhtitam dan
peresmian Mushola Jami’atul Muslimin
Dusun Magersari Pakis V Pakis
magelang
Dalam rangka Tasyakuran Lil
ikhtitam dan peresmian Mushola Jami’atul Muslimin, TPQ dan Jama’ah Mushola Jami’atul Muslimin pengajian
pada hari Ahad ( 06 mei 2018) pukul 19.30 hingga selesai di Mushola Jami’atul
Muslimin, Magersari, Pakis V, Pakis, Magelang.
Hadier dalam kesempatan tersebut camat
Pakis, Danramil, Polsek, Para Kyai kecamatan pakis dan Masyarakat sekitar yang
membanjiri area pengajian. Pengajian menghadirkan penceramah Ustadz Jazari dari Kulon Progo, dengan iringan
Hadroh Samroatul Fuadiyah.Ustadz jazari menyampaikan materi tasyakuran lil
iikhtitam dan sambut Ramadhon dengan menggunakan Media Seni Wayang. Dengan
mengangkat lakon ‘’Banyu Perwitasari’’ Menceritakan
sang resi Durna yang tergoda pangkat dan jabatan dari Kurawa kemudian dengan
sengaja memberikan nasehat yang salah untuk menjerumuskan muridnya Baratasena
menuju kematian, namun sang murid tetap patuh kepada gurunya, diakhir cerita ia
memperoleh keberuntungan bertemu debngan dewa Ruci yang memberikannya makna Air
Perwitasari ‘’.Memberikan sebuah pelajaran, untuk meraih tujuan hidup, harus
dengan petunjuk guru, walaupun ada juga guru yang salah bahkan menyesatkan
namun akhirnya ia bertemu dengan guru
sejati .
Dalam
paparannya menceritakan lakon ‘’Banyu Perwitasari’’ sebuah perjalanan pencairan
jati diri seorang kesatriya Raden Baratasena atau nama arabnya Birrun Hasana ,
sang kestatriya dalam pencarian jati dirinya harus menempuh perjuangan yang
berat. Diawali dengan meminta petunjuk pada sang guru yaitu sang Resi Durna, yang menunjukkan bahwa Banyu
OPerwitasari ada di tengah hutan dan harus memasukinya dan bertemu dengan dua
raksasa Dityo Rukmuko dan Dityo
Rukmokolo yang berlanjut peperangan dan
berhasil mengalahkan keduanya, ternyata itu perlambang memenangkan dari godaan
hidup yang berupa Rukmuko yang arti wajah maksudnya ketampanan atau kecantikan
yang sering membuat orang gagal dalam meriah hidup karena terpikat wajah cantic
dan tampan sehingga tujuan hidup mwenjadi hilang.Dityo Rikmokolo maknanya
jabatan ataupun pangkat, yang sering membuat lupa seseorang menuju tujuan hidup
karena bisa menggiring seseorang untuk menggunakan wewenangnya untuk memperkaya
diri dengan cara korupsi sehingga lupa tujuan hidup.
Setelah berhasil dan belum
menemukan banyu perwitasari, ia kembali menghadap sang Resi Durna dan
ditunjukkan supaya masuk ke tengah samudera dan bertemu dengan ular raksasa
yang bernama Nembur Nawa terjadi lagi perang dan mampu mengalahkan menggunakan
Kuku Pancanaka, ternyata Ular raksasa Nembur Nawa adalah perlambang Hawa nafsu
Manusia yang selalu melilit manusia untuk berbuat angkara murka, banyak orang
yang gagal dalam hidup karena memperturutkan hawa nafsu.
Baratasena dalam akhir cerita
bertemu dengan Dewa Ruci yang berujud seperti Baratasena kecil yang memberikan nasehat bahwa Banyu
perwitasari ada dalam diri manusia yang terkandung dalam bapak dan Ibu dan
masuk dalam Rahim 9 bulan 10 hari dan dilahirkan dalam wujud manusia (QS at
Thoriq ayat 5-7) yang berarti air awal ciptaan semua makhluk,(QS albaqarah ayat
22) air digunakan untuk penghidupan manusia yang harus disyukuri.Setelah
wejangan sang Dewi Ruci barata sena dipersilakabn masuk lewat jemari Dewa Ruci
dan melihat kenyataan hidup kesempurnaan hidup sehingga sang Baratasena menjadi
sosok sempurna bernama Werkudoro atau
warka’u Darrun artinya yang orang ruku’ yaitu beribadah kepada Alloh.
Dalam rangka meraih tujuan hidup,
bulan Ramadhan waktu yang tepat untuk merealisasikan inti sari lakon Banyu
Perwitasari berupa tekun ibadah, mengendalikan hawa nafsu agar tidak terpikat
oleh keindahan wajah, jabatan sehingga melupakan tujuan hidup.
Komentar
Posting Komentar